Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Resensi Novel Biografi Gus Dur "PECI MIRING"

Kamis, 17 Desember 2015

PERJALANAN GURU BANGSA

Judul Buku               : “PECI MIRNG” Novel Biografi Gus Dur
Pengarang                : Aguk Irawan M N
Penerbit                    : PT Kaurama Buana Antara, Banten
Tahun Terbit            : 2015
Cetakan                    : Pertama, September 2015
Jumlah Halaman      : 404 halaman
Kategori                    : Novel Biografi
Ukuran                      : 13,5 x 20,5 cm
ISBN                          : 978-602-72793-1-5
Harga                         : Rp. 70.000,-


Novel ini hanya sebuah cerita sederhana tentang Gus Dur sebagai manusia biasa sejak beliau dikandung hingga tumbuh menjadi seorang guru bangsa. Novel ini berjudul “PECI MIRING” bukan maksud Aguk si penulis untuk mengecilkan seorang tokoh besar dan ulama yang mustahil bisa dikecilkan dengan cara apapun, bukan pula untuk menunjukkan rasa tidak sopan dihadapan kebesarannya. Beliau dan peci miringnya adalah sebuah ikon tentang seorang hamba Tuhan yang diberkahi ilmu dan kebijaksanaan, tetapi tetap tampil bersahaja dan sedehana.
                Novel ini sangat menarik untuk di baca, kita bisa melihat perjalanan Gus Dur ketika lahir, masa anak-anak, saat sekolah, pada waktu mondok di pesantren, di bangku kuliah, kemudian mengarungi hidupnya yang merdeka, sampai fase saat ia menyembara ke Eropa. Aguk si penulis menuturkan sejarah hidup beliau dengan detail dalam bahasa yang enak di fahami dan jenaka tetapi menyimpan makna-makna keteladanan dalam banyak hal.
Dalam sisi informasi, Aguk tidak hanya bercerita berdasarkan imajinasinya, melainkan dibimbing oleh mereka yang mengenal dekat dengan beliau, yang tidak lain adalah Ibu Nyai Sinta Nuriyah dan keluarga besarnya, serta pribadi-pribadi yang dekat dengan beliau KH. Mustofa Bisri, KH. Mahfudz Ridwan, KH. Husein Muhammad, Dr. Zastrouw Al-Ngatawi, Mas Andi Muawiyah Ramly, serta Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur, sehingga novel ini bisa dijamin bukan sebuah rekayasa.
Di halaman belakang novel ini juga dilengkapi bagaimana riwayat pendidikan, karier, penghargaan, serta gelar doktor kehormatan Gus Dur. Selain itu juga terdapat foto-foto kenangan beliau bersama orang-orang tercinta.
Akan tetapi, novel ini hanya mengisahkan Gus Dur sampai batas beliau mengembara ke Eropa, sehingga hasrat dahaga pembaca akan kisah perjalanan beliau sampai beliau menjadi Presiden RI, menjadi Pengus Besar Nahdlatul Ulama, menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, hingga beliau wafat belum sepenuhnya terpenuhi, tetapi sebagai pembaca saya sudah cukup puas dengan novel ini bisa mengetahui apa yang belum saya ketahui dari kisah pejalanan beliau sampai menjadi guru bangsa.
Sebagai penutup, saya ingin menulis ini “Zaman telah sepi dari kehadiran tokoh besar kemanusiaan. Umat manusia berjalan tanpa lilin, tanpa cahaya, dan diliputi dengan ketidak mengertian. Bila engkau seorang pelajar dan pemikir, seharusnya engkau mencari-cari dengan serius kabar dan menapaki jalan hidup mereka”, kata-kata dari Syeikh Syahzuri, seorang sufi besar. Dan Gus Dur adalah satu diantara para tokoh besar kemanusiaan it. Saya berharap novel biografi ini banyak dibaca publik sebagai inspirasi kita untuk maju kedepan.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Tema dari novel tersebut apa?

Posting Komentar