Judul Buku :
“PECI MIRNG” Novel Biografi Gus Dur
Pengarang :
Aguk Irawan M N
Penerbit : PT Kaurama Buana Antara, Banten
Tahun Terbit : 2015
Cetakan : Pertama, September 2015
Jumlah Halaman : 404 halaman
Kategori : Novel Biografi
Ukuran : 13,5 x 20,5 cm
ISBN :
978-602-72793-1-5
Harga : Rp. 70.000,-
Novel ini hanya sebuah cerita sederhana
tentang Gus Dur sebagai manusia biasa sejak beliau dikandung hingga tumbuh
menjadi seorang guru bangsa. Novel ini berjudul “PECI MIRING” bukan maksud Aguk
si penulis untuk mengecilkan seorang tokoh besar dan ulama yang mustahil bisa
dikecilkan dengan cara apapun, bukan pula untuk menunjukkan rasa tidak sopan
dihadapan kebesarannya. Beliau dan peci miringnya adalah sebuah ikon tentang
seorang hamba Tuhan yang diberkahi ilmu dan kebijaksanaan, tetapi tetap tampil
bersahaja dan sedehana.
Novel
ini sangat menarik untuk di baca, kita bisa melihat perjalanan Gus Dur ketika
lahir, masa anak-anak, saat sekolah, pada waktu mondok di pesantren, di bangku
kuliah, kemudian mengarungi hidupnya yang merdeka, sampai fase saat ia
menyembara ke Eropa. Aguk si penulis menuturkan sejarah hidup beliau dengan
detail dalam bahasa yang enak di fahami dan jenaka tetapi menyimpan makna-makna
keteladanan dalam banyak hal.
Dalam sisi informasi, Aguk tidak hanya
bercerita berdasarkan imajinasinya, melainkan dibimbing oleh mereka yang
mengenal dekat dengan beliau, yang tidak lain adalah Ibu Nyai Sinta Nuriyah dan
keluarga besarnya, serta pribadi-pribadi yang dekat dengan beliau KH. Mustofa
Bisri, KH. Mahfudz Ridwan, KH. Husein Muhammad, Dr. Zastrouw Al-Ngatawi, Mas
Andi Muawiyah Ramly, serta Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur, sehingga novel ini bisa
dijamin bukan sebuah rekayasa.
Di halaman belakang novel ini juga
dilengkapi bagaimana riwayat pendidikan, karier, penghargaan, serta gelar
doktor kehormatan Gus Dur. Selain itu juga terdapat foto-foto kenangan beliau
bersama orang-orang tercinta.
Akan tetapi, novel ini hanya mengisahkan
Gus Dur sampai batas beliau mengembara ke Eropa, sehingga hasrat dahaga pembaca
akan kisah perjalanan beliau sampai beliau menjadi Presiden RI, menjadi Pengus
Besar Nahdlatul Ulama, menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang,
hingga beliau wafat belum sepenuhnya terpenuhi, tetapi sebagai pembaca saya
sudah cukup puas dengan novel ini bisa mengetahui apa yang belum saya ketahui
dari kisah pejalanan beliau sampai menjadi guru bangsa.
Sebagai penutup, saya ingin menulis ini
“Zaman telah sepi dari kehadiran tokoh besar kemanusiaan. Umat manusia berjalan
tanpa lilin, tanpa cahaya, dan diliputi dengan ketidak mengertian. Bila engkau
seorang pelajar dan pemikir, seharusnya engkau mencari-cari dengan serius kabar
dan menapaki jalan hidup mereka”, kata-kata dari Syeikh Syahzuri, seorang sufi
besar. Dan Gus Dur adalah satu diantara para tokoh besar kemanusiaan it. Saya
berharap novel biografi ini banyak dibaca publik sebagai inspirasi kita untuk
maju kedepan.
1 komentar:
Tema dari novel tersebut apa?
Posting Komentar